Jobless, or less job, it was the same word, just differ of the position. But, both of them have the same meaning. Mereka adalah orang-orang yang tidak punya kerja, atau sdikit kerja. Meskipun makna kerja itu sangat general, tapi jobless disini adalah lakap bagi yang sedang menganggur. Mereka menjadi penganggur karena tidak ada yang dapat dikerjakan dan menghasilkan duit. Tpi jika mereka dapat menghasilkan "duit" meskipun dalam tidur, artinya mereka bukanlah jobless. Demikianlah salah satu pendapat yang dikatakan oleh Prof.Hanakrija.

Menjadi Jobless man, adalah sesuatu yang tidak sangat menyenangkan. apalagi jika sudah mempunyai sebuah tanggung jawab. Karena stigma yang muncul dari masyarakat bagi yang jobless seringkali kedengarannya tidak sangat enak. Apalagi jika si jobless sedikit malas untuk berusaha, atau harus memilah milih suatu pekerjaan yang punya "high quality' menurut pikirannya. Apalagi jika ia seorang sarjana atau bahkan sarjana master dari luar negeri, tapi hanya kerjanya tidur2an dirumah, karena tidak punya kerja.

Biasanya jangankan para tetangga yang "menggosip" tentang Joblessnya dia, orang tuanya pun barangkali akan jengkel dan malu jika anaknya tamatan luar negeri, tidak punya kerja.

Saya sendiri, sebenarnya tidak tau pasti kenapa hal itu dapat terjadi, kenapa kalau alumni luar negeri yang kapasitas pendidikannya "sering" lebih hebat dari disini, tapi ada juga alumninya gak punya kerja. [Yg pasti mereka kan tidak sangat layak jika menjadi pemulung sampah?], karena untuk jadi pemulung sampahkan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, benar tidak?

Sebuah acara talkshow di TV Metro, tepatnya di Kick Andi, saat itu menghadirkan beberapa anak bangsa yang telah sukses di Luar negeri, bahkan banyak diantara mereka adalah guru besar [Profesor] di Universitas terkemuka di dunia. Banyak sekali karya-karya yang telah mereka terbitkan. Di Denmark juga ada seorang anak Bangsa Indo ini sudah menjadi Program Manager disebuah perusahaan besar yang mempunyai puluhan staff dari berbagai negera.

Bung andi bertanya kepada mereka, "kenapa anda tidak pulang saja ke Indonesia, dan membangun bangsa ini dengan ilmu yang sudah anda miliki"?. "disini susah mas, lebih 10 perusahaan yang saya lamar, satupun mereka tidak menerima saya"!. jawaban sang manager yang telah sukses di Denmark tersebut.

Sementara seorang Profesor mengatakan, bahwa ia pernah pulang ke Indo, tapi disini tidak ada yang menghargai seberapapun ilmu dan karya yang mungkin telah kita hasilkan.. Biasanya kalau karya tersebut baru diributkan oleh pemerintah jika sudah dipatenkan oleh pihak asing.. jadi sama sajakan.. lebih baik kerja dengan asing, dan dapat penghargaan dari ilmu yang telah diberikannya... bahkan ada temannya alumni dari satu universitas dengannya ada yang hampir mati kelaparan karena tidak punya uang.. karena mereka jadi Jobless.

Biasnya di republik ini, untuk menjadi mengapdi ke negara, dan negara akan "menghargai" atas perbuatan mereka adalah harus menjadi PNS.. sehingga hampir 80%penduduk republik ini bercita-cita menjadi PNS.. "tp menjadi PNS saat ini, sulit bang! kabarnya pasarannya sekarang sampai 60 juta".. jadi dari pada menyongok, dan akhirnya jadi penghuni neraka.. lebih baik kelihatannya menjadi Jobless man sajalah..