Anggota DPR (dewan Perwakilan rakyat) Prov.Aceh sedang berlomba - lomba melakukan "piknik" ke Luar Negeri, ada yang ke Saudi Arabia, Belanda, Swedia dan baru baru ini ke Cina secara diam-diam. Alasannya selalu atas nama kunjungan kerja (KUNKER). Namun tidak satupun ada hasil yang bermamfaat bagi rakyat Aceh. sebagai contoh, saat kunker anggota dewan ini ke Belanda dan Sweden beberapa waktu lalu dalam rangka mencari masukan mengenai qanun wali nanggroe dan hasilnya "nol besar".

Ini menjadi ironi sekali, karena dalam tahun 2009 ini ada 12 prioritas Rancangan qanun yang seharusnya diselesaikan oleh anggota DPRA, namun tidak satupun selesai dibahas dan disahkan menjadi qanun. Sementara masa jaba
tannya akan segera berakhir.

Suara mereka yang lantang saat melakukan kampanye saat pemilihan, namun kemudian suara itu berubah menjadi "diam-diam, kala mereka telah mendapatkan kenikmatan dan empuknya kursi di dewan.



Ironisnya lagi, sangat jarang kita mendengar Anggota dewan yang masuk ke kampung dan daerah-daerah pendalaman untuk mendengar dan melihat kondisi rakyat yang telah memilihnya. tidak pernah ada suara dewan tentang macetnya PDAM, jalan2 yang berlumpur, sampah yang tidak terurus dan menebar bau busuk, drainage yang tidak terdesign dengan bagus dan layak, anak-anak dipedalaman yang mengalami busung lapar, pendidikan yang semakin mahal, pelayanan publik yang tidak merakyat, dsb.

Anggota Dewan memang wakil rakyat tapi hati nurani mereka sangat sedikit yang merakyat.Wallahu'alam.