Aceh, sebuah province di ujung barat pulau sumatra terletak di wilayah selat malaka dan merupakan wilayah terakhir yang ditaklukkan oleh Kompeni Hindia Belanda. Sejak 14 Maret 1876 Kerajaan Aceh runtuh, namun secara umum rakyat Aceh tidaklah menyerah kepada kepada penguasa Belanda saat itu. Selama kurun waktu itu sampai tahun 1942, Belanda menyerah kepada pasukan Nippon Jepang dan Aceh menjadi wilayah penjajah Jepang bersama wilayah nusantara lainnya sampai Jepang kalah perang di Asia Fasifik tahun 1945 dari Pasukan sekutu pimpinan Amerika dan Inggris.


Aceh, sejak saat itu menjadi daerah yang kehilangan identitas; kembali ke format kerajaan atau bergabung dengan republik Nusantara. Adalah sejarah juga yang kemudian Aceh ikut berikrar bergabung menjadi bagian dari republik. Hal ini tidak terlepas dari betapa "rasa nasionalisme" ke Islaman rakyat Aceh dengan nasib yang sama dialami oleh bangsa Nusantara yang notabene-nya juga adalah Muslim. Mungkin sejarah akan berbeda jika saudara nusantara laiinya berbeda agama dengan rakyat aceh saat itu (seperti halnya India dan Pakistan yang menjadi dua negara dalam satu jajahan inggris).


Rasa nasionalisme itu kemudian Aceh menjadi salah satu province republik, setalah Aceh menjadi modal kemerdekaan republik dengan memberikan hibah Pesawat RI-1 untuk upaya deplomasi di luar negeri. Namun kemudian Aceh sendiri dihabus dari provinsi menjadi daerah residen yang merupakan bagian dari Sumatra Utara. Rasa kekecewaan rakyat Aceh kemudian menjadi suatu pemberontakan, Tahun 1956 adalah awal negara Republik ini mengobarkan perang terhadap rakyat pemodal kemerdekaan. ribuan nyawa melayang, ketakutan ditebakan. tentara "baroeh" (pasukan TNI) mencari dan menghancurkan semua anak negari yang dicurigai sebagai pengikut Tgk.Daud Bereueh (Pemimpin DI/TII) Aceh.


Perang ini berakhir dengan janji manis Jakarta bahwa Aceh diberi tiga istimewa, dalam hal agama, pendidikan dan budaya. dan Tgk.Daud Bereueh yang berperan besar dalam pembelian pesawat RI pun menjadi tahanan rumah sampai beliau meninggal dunia.


Tahun 1975 Jakarta melakukan eksplorasi Gas dan Minyak secara besar - besaran di Aceh, sementara rakyat miskin, pendidikan yang tidak layak, serta pemulihan terhadap rakyat korban perang tidak dipulihkan mengakibatkan pemberontakan jilid II. Tahun 1976 Gerakan Aceh Merdekapun di deklarasikan di Gunung Halimon Pidie. Ratusan ribu nyawa hilang dan jutaan rakyat aceh harus hidup dibawah bayang bayang ketakutan. setiap pagi mayat dilempar di depan toko-toko di Ulee Glee Pidie Jaya saat itu, mereka di bunuh secara keji oleh pasukan-pasukan syeitan. Rumah-rumah konsentrasi penyiksaan didirikan. Rumah geudong, sebuah rumah peninggalan Ule Balang di Pidie, menjadi bukti kekejaman Negeri republik terhdap rakyat Aceh, siapapun yang dicurigai atau yang dikehendaki.


Selam 30 tahun lebih ketakutan Rakyat menjadi hal yang dianggap sebuah pembenaran atas nama Pemujaan terhadap NKRI. Sampai akhirnya Bencana Tsunami 26 Dec 2004 Menghancurkan dan memporak-porandakan Aceh. lebih dari 200 ribu orang mati dan ribuan lainnya hilang tak teridentifikasikan.


Duniapun terpana, ribuan lembaga dan ratusan negara luar datang membantu Aceh, Republik hanya terpana, bahkan katanya hanya puluhan saja yang meninggal. Namun hal itu terbantahkan oleh berita-berita dari luar negeri. Tsunami menjadi klimak dari bencana kemanusiaan setelah pulahan tahun sebelumnya berada dalam ketakutan dan ketertutupan.


Tuhan pun menetuk hati meraka. Tgl 15 August 2005, Perjanjian damaipun ditandatangadi. menjadi sejarah panjang perjalanan Aceh menjadi daerah yang penuh dengan konflik dan ketulusan. Paling tidak Bencana Tsunami telah membawa rasa damai bagi rakyat Aceh dalam beberapa tahun belakang ini. Sebuah komitmen yang harus di jaga dan dipelihara bersama atas nama kemanusiaan, semoga perdamaian ini akan terus berlangsung sampai dunia ini tiada lagi..